Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Kecelakaan Pesawat CASA 212 NUSANTARA

Selasa, 18 Oktober 2011

Kecelakaan Pesawat CASA 212 NUSANTARA


Kronologi Kecelakaan Pesawat CASA 212 Tujuan Banda Aceh .
Pesawat CASA 212-200 milik maskapai Nusantara Buana Air (NBA) yang terbang dari Bandara Polonia, Medan, menuju Bandara Kutacane, Banda Aceh, seyogianya tiba dengan selamat pada Kamis, 29 September 2011 pukul 07.28.

Namun, pesawat itu mengalami kecelakaan dan menghunjam perbukitan Taman Nasional Gunung Leuser, Bahorok, Langkat, Sumatera Utara. Seluruh penumpang dan awak pesawat dinyatakan tewas di tempat.

Safety Manager NBA Robur AD Rizalianto mengungkapkan, komunikasi antara petugas bandara dan pilot Fahmi Ishak hanya terjadi sampai pesawat lepas landas. Setelah itu, komunikasi dengan pilot terputus.


”Komunikasi pilot dengan pihak bandara (Polonia) juga hanya terjadi saat lepas landas. Setelah itu, pihak bandara meminta pilot untuk menghubungi bandara tujuan di Kutacane, tetapi akhirnya terputus,” kata Robur, Minggu (2/10/2011), saat ditemui di kantor NBA, Jakarta.
Ia menambahkan, pesawat buatan tahun 1989 itu dijadwalkan berangkat pada pukul 07.00 dari Bandara Polonia, Medan. Namun, keberangkatan pesawat terpaksa tertunda menjadi pukul 07.28 menuju Bandara Kutacane, Banda Aceh. Perjalanan diperkirakan memakan waktu sekitar 35 menit. Pesawat dijadwalkan tiba di Bandara Kutacane sekitar pukul 08.03.

”Tetapi sampai jam tersebut tidak juga tiba di lokasi. Kami kontak tidak ada yang menyahut. Karena tujuannya ke Banda Aceh, kami pikir mereka sudah langsung ke sana atau mungkin tidak bisa mendengar,” papar Robur.

Manajemen maskapai NBA pun menunggu kedatangan pesawat sampai pukul 09.10 sambil berusaha mengontak pilot. Akan tetapi, usaha itu juga tidak membuahkan hasil. ”Kami berusaha panggil melalui radio. Enggak ada yang menjawab,” ucap Robur.

Akhirnya, pada pukul 09.30, manajemen NBA pun mengumumkan bahwa pesawat itu hilang dan mulai dilakukan upaya pencarian.

”Sekitar pukul 12.00 sudah diketahui lokasinya. Koordinatnya berapa. Saat itu juga kami kirim logistiknya, siapa tahu ada korban yang selamat,” kata Robur.

Namun, proses evakuasi masih belum dapat dilakukan lantaran hujan deras. ”Kami putuskan untuk besoknya,” imbuhnya.

Akan tetapi, selama berhari-hari tim SAR gabungan dari Basarnas, Paskhas TNI AU, dan Brimob tidak mampu mengevakuasi jenazah dari bangkai pesawat yang menyangkut di batang pohon dengan bagian depan dan sayap hancur. Sulitnya medan dan cuaca buruk disertai angin kencang membuat upaya evakuasi nyaris buntu.

Minggu (2/10/2011) proses evakuasi jenazah akhirnya berhasil dilakukan. Evakuasi yang dilakukan secara bertahap berhasil mendapatkan seluruh jenazah korban yang terdiri 14 penumpang dan empat kru pesawat.

Safety Manager Nusantara Buana Air (NBA), Robur AD Rizalianto, mengatakan, kecelakaan pesawat CASA 212-200 kemungkinan besar disebabkan angin kencang. Pasalnya, saat lepas landas dari bandara Polonia, Medan, pesawat dalam kondisi laik terbang.
Maintanance kami sudah cek pada hari itu pesawat laik terbang. Tetapi, angin memang cukup kencang. Ini juga yang dirasakan teman-teman di lapangan sekarang. Bisa jadi ini salah satu penyebabnya, tetapi kami menunggu hasil,” ungkap Robur, Minggu (2/10/2011), saat dijumpai di kantor NBA, Jakarta.
Kekuatan angin saat itu, lanjutnya, diperkirakan mencapai 20-30 knot, sementara cuaca pada Kamis, 29 September terbilang cukup cerah dengan jarak pandang normal. ”Kalau cuaca cerah, tidak begitu berawan. Masalahnya hanya di angin kencang itu yang bisa sampai 20-30 knot,” tutur Robur.
Meski angin terbilang kencang, pesawat tetap terbang menuju Kutacane pada pukul 07.28. Menurut Robur, keputusan untuk menerbangkan pesawat itu ada di tangan pilot. ”Pilot yang mengambil keputusan. Kalau memang menurut dia tidak memungkinkan, ya balik saja. Tapi pada saat itu kami tidak mengetahui apa yang dilakukan pilot,” tandasnya.
Pesawat CASA 212-200 milik NBA yang melayani rute penerbangan perintis Medan-Kutacane itu kandas pada Kamis (29/9/2011) pagi lalu. Sebanyak 18 orang dipastikan tewas dengan rincian 14 orang penumpang, 1 orang pilot, dan 3 orang awak pesawat. Dari 14 penumpang tewas itu, dua di antaranya bayi dan anak-anak.



 .

0 komentar:

Posting Komentar