Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Contoh Sederhana Kerangka Penelitian Ilmiah

Senin, 19 Maret 2012

 Contoh Sederhana Kerangka Penelitian Ilmiah





A. Pendahuluan



Salah satu ciri kemampuan yang dihasilkan dari sebuah lembaga pendidikan formal adalah kemampuan penulisan sebuah makalah atau sering juga disebut dengan paper. Pada lembaga pendidikan formal seperti pada jenjang sekolah menengah atas (SMA) dan pendidikan tinggi (universitas ataupun sekolah tinggi) telah menjadikan penulisan makalah atau paper tersebut sebagai salah satu syarat kelulusan dari peserta didiknya.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua term makalah dan paper, atau bahkan banyak kalangan memberikan definisi yang sama tentang keduanya.

Dalam gambaran umum, Concise oxford dictionary – the tenth edition, makalah atau paper (selanjutnya kita gunakan istilah makalah) didefinisikan sebagai rangkaian pengujian terhadap beberapa pertanyaan yang dijawab dalam sebuah sesi. Atau dengan kata lain, makalah merupakan jawaban tertulis dari pengujian atas beberapa pertanyaan. Untuk mempersingkat pembahasan, term makalah dari definisi diatas inilah yang akan dijadikan landasan uraian isi dalam artikel ini.

Dari definisi term makalah diatas, maka diambil sebuah benang merah tentang definisi atas term makalah akademis sebagai penulisan makalah yang mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam dunia akademis. Aturan-aturan tersebut adalah antara lain; menggunakan level penulisan formal dengan format baku penulisan disesuaikan dengan lembaga yang terkait, bersifat ilmiah, didukung oleh fakta atau terdapat teori-teori (pendapat ahli) yang berkaitan dengan materi yang sedang ditulis serta sumber pustaka atau lebih dikenal dengan istilah bibliography (daftar pustaka), Nasution (1987) menambahkan bahwa syarat ilmiah dari sebuah makalah adalah jika mengikuti langkah-langkah yang umum dipakai dalam metode pemecahan masalah atau problem solving; yaitu:
  1. Adanya masalah
  2. Pengajuan hipotesis atau praduga jawaban atas masalah yang ada
  3. Pengumpulan data
  4. Menguji hipotesis, kemudian
  5. Mengambil kesimpulan yang merupakan generalisasi jawaban dari pertanyaan yang telah diuji


Dalam artikel ini, pembahasan difokuskan kepada langkah-langkah dasar yang disusun dalam proses penulisan sebuah makalah akademis mulai dari perencanaan hingga pengambilan keputusan dan pemberian saran. Yang perlu diingat adalah, bahwasanya langkah-langkah tersebut bukan bersifat baku melainkan sebuah penawaran belaka bagi pemula dalam memulai penulisan makalah akademis mereka. Serta, format penulisan makalah yang ditampilkan dalam artikel ini merupakan format penulisan yang lazim digunakan.

Langkah dalam proses penulisan makalah yang diuraikan dalam artikel ini lebih menekankan pada dasar pencarian sumber pustaka atau literature search yang dapat ditelusuri melalui jalur perpustakaan atau dapat juga melalui internet. Selain itu, uraian dalam artikel ini merupakan pedoman dasar dalam proses penulisan sebuah skripsi nantinya.

Contoh-contoh yang diberikan berkaitan dengan pembahasan dalam uraian artikel ini diambil dari sumber skripsi sebagai berikut:

“The Correlation Between Student’s Vocabulary Mastery and Reading Comprehension” (Hubungan Antara Pencapaian Kosa Kata Siswa dengan Kemampuan Membaca) oleh Wiji Hastuti, Jurusan Bahasa Inggris IKIP Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (2001).

“Pendekatan Keterampilan Proses dan Pendekatan Pencapaian Konsep dalam Pembelajaran Fisika” oleh Dwi Hariyadi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta (2003).

“Students’ Response towards the Use of Supermemory Music in Reading Lessons” (Respon siswa terhadap penggunaan musik supermemory dalam pelajaran membaca), Studi Kasus di Intensive English Course (IEC) Tanjung Priuk Jakarta Utara oleh Herri Mulyono, Jurusan pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta (2003).

B. Isi Artikel


Artikel ini berisi tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses penulisan sebuah makalah akademis. Uraian pembahasan langkah-langkah tersebut ditulis dalam kerangka sebagai berikut:

a. Pendahuluan

b. Isi Artikel

c. Kerangka Umum Sebuah Makalah Akademis

d. Syarat Makalah Akademis Yang Baik

e. Mendapatkan Sebuah Topik

f. Topik atau Judul?

g. Menilai Sebuah Topik Makalah

h. Mengembangkan Sebuah Topik

i. Membentuk Kerangka Dasar

j. Sistematika dan Teknis Penulisan

k. Plagiarisme

l. Mana Yang Terlebih Dahulu Ditulis, Bab I atau Bab II?

m. Penulisan Uraian Pengembangan Topik dalam Bab II

n. Penulisan Bab I dan III

o. Penulisan Kesimpulan dan Saran

p. Pemilihan Judul

q. Penulisan Abstrak

r. Penutup

Daftar Pustaka

C. Kerangka Umum Sebuah Makalah Akademis


Dalam sebuah makalah umum, uraian jawaban atas pengujian terhadap beberapa masalah ditulis dalam kerangka sebagai berikut:

Abstrak


Kata Pengantar (halaman … )

Daftar Isi (halaman … )

Bab I Pendahuluan (halaman … )

1.1. Latar Belakang Masalah (halaman … )

1.2. Perumusan Masalah (halaman … )

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan dan Batasan (halaman … )

1.4. Tujuan Penulisan (halaman … )

1.5. Manfaat Penulisan (halaman … )

Bab II Pembahasan (halaman … )

2.1. Definisi Term (halaman … )

2.2. Pembahasan Masalah (halaman … )

Bab III Penutup (halaman … )

3.1. Kesimpulan (halaman … )

3.2. Saran (halaman … )


Daftar Pustaka


Lampiran

Sedikitnya, sebuah makalah terdiri dari tiga bab seperti pada kerangka diatas. Tetapi, jika sebuah pembahasan dirasakan memerlukan penjelasan lebih maka uraian pembahasan tersebut dapat ditambahkan pada bab lainnya, misalnya bab III untuk penambahan uraian pembahasan dan bab IV dijadikan penutup.

Dari sudut pandang inilah sebuah makalah dapat dibedakan dari sebuah skripsi yang sering merupakan hasil laporan sebuah penelitian. Pada sebuah skripsi, bab III dituliskan sebagai uraian metodologi penelitian yang digunakan dan bab IV merupakan uraian hasil penelitian yang telah dilakukan.

Anda juga bisa melihat serta menganalisa dan mempelajari contoh - contoh makalah Bahasa Inggris di bawah yang banyak sekali. Selai contoh Makalah anda juga bisa mempelajari Contoh Kerangka Makalah dan Segala hal yang menyangkut Makalah, Paper,Karya Tulis, Skripsi maupun tesis.

Dengan panduan dan Contoh Makalah yang diberikan di atas, diharapkan orang yang perlu Contoh - contoh Makalah dapat memanfaatkan panduan tersebut.

http://contohnaskah.blogspot.com/2010/05/contoh-kerangka-makalah.html

Kamis, 15 Maret 2012

A. Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang diartikan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan Pascal, hati pun mempunyai logika tersendiri. Meskipun demikian patut kita sadari bahwa tidak semusi kggiatan berpikir menyandarkan diri pada penalaran. Jadi penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.

Berpikir merupakan suatu kegiatan untttk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama maka oleh sebab itu kegiatan proses berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar itu pun juga berbeda-beda. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang disebut sebagai kriteria kebenaran, dan kriteria kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut. Penalaran merupakan suatu proses pene¬muan kebenaran di mana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.

Sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri yang pertama ialah adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam hal ini maka dapat kita katakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai logikanya tersendiri. Atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan satu proses berpikir logis, di mana berpikir logis di sini harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu, atau dengan perkataan lain, menurut logika tertentu. Hal ini patut kita sadari bahwa berpikir logis itu mempu¬nyai konotasi yang bersifat jamak (plurar) dan bukan tunggal (singular). Suatu kegiatan berpikir bisa disebut logis ditinjau dari suatu logika tertentu, dan mungkin tidak Iogis bila ditinjau dari sudut logika yang lain. Hal ini scring menimbulkan gejala apa yang dapat kita sebut sebagai ke¬kacauan penalaran yang tidak konsistennya kita dalam mernpergunakan pola berpikir tertentu.

Ciri yang kedua dari penalaran adalah sifat anaditik dari proses berpirkirnya penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah, dari demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan logikanya tersendiri pula. Sifat analitik ini, kalau kita kaji lebih jauh, merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola berpikir tanpa adanya pola berpikir tersebut maka tidak akan ada kegiatan, sebab pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.

Bila dilihat dari definisi teori, maka ada 3 komponen pembentuk penalaran yaitu, pernyataan (asersi), keyakinan, dan argumen. Pernyataan merupakan masukan (input) dari penalaran. Argumen merupakan proses dari penalaran, yaitu proses saling menginferensikan pernyataan-pernyataan yang ada. Kemudian, keyakinan bahwa pernyataan konklusi valid adalah keluaran (output) dari penalaran. Sedangkan argumen merupakan serangkaian asersi beserta inferensi atau penyimpulan yang terlibat didalamnya, merupakan poin penting dalam penalaran. Argumen ini merupakan bukti rasional akan kebenaran suatu pernyataan

Adapun metode-metode penalaran yang bisa dilakukan ialah :

1. Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisai adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
 
2. Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.


Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.





sumber :
http://azwadblack.blogspot.com/2011/03/tahukah-anda-apa-itu-penalaran.html
http://aduk-udik.blogspot.com/2010/03/apa-itu-penalaran.html